Saturday 27 June 2015

Soekarno, Wanita dan Dunia

curcollogiku waktu ke istana kepresidenan bogor
 Simbol cinta
Keberadaan Istana Bogor seolah tak dapat dipisahkan dengan Soekarno. Sang Proklamator itu sangat mencintai Istana Bogor. Rasa cintanya pada Istana Bogor juga diungkapkan lewat koleksi lukisan yang terpajang dan tersimpan dalam istana.
Salah satunya lukisan berjudul “Dalam Sinar Bulan” karya Basuki Abdullah yang menggambarkan perempuan cantik berpakaian sari India.
Konon, sosok tersebut adalah Ratna Sari Dewi, salah satu istri Presiden Soekarno. Lukisan ini terlihat agak misterius, karena dilihat dari sisi mana pun, sorot matanya mengikuti orang yang melihatnya. Melihat lukisan itu seperti ada nuansa masa lalu dan romantisme Soekarno bersama wanita-wanita pujaannya hidup kembali.
Sejarah mencatat 44 Gubernur Jenderal Belanda pernah menjadi penghuni Istana Bogor, yang sebelumnya disebut Buitenzorg (bebas masalah).
Gubernur Jenderal Belanda, GW Baron van Imhoff adalah orang pertama yang mencetuskan ide pembangunan Istana Bogor.
Suatu ketika ia merasa Batavia (Jakarta) sudah terlalu panas dan ramai, sehingga orang-orang Belanda mencari tempat yang berhawa sejuk di luar Batavia. Pada 1744 Gubernur Jenderal Belanda GW Baron van Imhoff akhirnya menemukan tempat strategis di Kampoeng Baroe  yang kemudian disebut Bogor.
Setahun kemudian atau pada 1745, Gubernur Jenderal Belanda GW Baron van Imhoff memerintahkan pembangunan Istana Bogor dengan mencontoh arsitektur Istana Blenheim di Inggris.  
Namun, pada 10 Oktober 1834 gempa merusak Istana Bogor.
Pada masa pemerintahan Albertus Yacob Duijmayer van Twist (1851-1856), bangunan lama yang terkena gempa dirobohkan dan dibangun baru bergaya arsitektur Eropa Abad IX. Pembangunan kembali Istana Bogor selesai pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Charles Ferdinan Fahud de Montager (1856-1861).
Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachouwer (1936-1942) merupakan penghuni terakhir Istana Bogor. Ia akhirnya terpaksa harus menyerahkan Istana Bogor kepada Jenderal Imamura, sebagai pemerintah pendudukan Jepang.
“Pada tahun itu Istana Bogor mengalami catatan kelam. Pemerintah Jepang menjadikan Istana Bogor markas pertahanan. Semua barang-barang dalam istana dikosongkan dan hanya sebagian kecil yang tersisa. Jepang juga menutup kolam di depan istana dengan semak-semak untuk menghindari pantulan cahaya, agar tak terdeteksi musuh,” tutur Endang.  Istana Bogor diambilalih pemerintah RI pada 1949 dan berfungsi sebagai Istana Kepresidenan.
Bahkan, istana bogor juga pernah diganti cat, dari putih menjadi hitam, ini dilakukan untuk mensiasati dari intaian pesawat tempur musuh.
Berkunjung ke Istana Bogor
MENURUT catatan, di dalam Istana Bogor terdapat tiga jenis koleksi; benda seni, perlengkapan rumah tangga, dan meubel serta koleksi tanaman. Koleksi benda seni ini meliputi 450 lukisan, di antaranya hasil karya pelukis ternama Indonesia, Basuki Abdullah, pelukis Rusia Tadeusz Makowski dan Ernetst Dezentje. Juga terdapat 360 patung, di antaranya Hand of God, karya seni dari Swedia yang dikenal sebagai Tangan Tuhan, patung perunggu Hercules karya pemahat asal Polandia, serta patung Pegassus dari Swedia terlihat terbang di antara pohon berumur ratusan tahun di halaman Istana Bogor.
Selain benda seni tersebut, susunan lantai keramik mewah yang tersebar merupakan koleksi yang tak ternilai. Salah satu koleksi keramik yang paling mengesankan berasal dari Rusia, sumbangan Perdana Menteri Nikita Khrushchev Khrushchev pada 1960. Di antara banyak patung koleksi Soekarno di kompleks Istana Bogor, Si Denok menjadi primadona. Tidak lengkap rasanya pengunjung istana kalau tidak berfoto di samping Si Denok. Patung ini berukuran dua kali lipat postur tubuh wanita dewasa.
Letaknya sangat strategis, di pinggir taman jalan menuju gedung induk Istana Bogor. “Patung ini dipahat dengan memadukan dua orang wanita sebagai modelnya,” kata Cecep Kuswara, pemandu Istana Bogor kepada perserta SJK-PWI Angkatan ke-2. Sekilas patung Si Denok tampak vulgar menampilkan kemolekan tubuh wanita yang amat sempurna dalam posisi jongkok dengan wajah memaling ke kanan.
Untuk bagian tubuh Si Denok model diambil dari anak pelukis Ernest Dezentje dan wajahnya diambil dari seorang wanita muda bernama Ara, anak seorang pegawai Istana Bogor.
“Setiap pengunjung yang datang, tidak akan pernah melewati Si Denok. Banyak yang menjadikannya sebagai objek foto sebagai kenang-kenangan,” tutur Cecep. Tidak hanya patung, Istana Bogor juga menyimpan banyak benda seni bernilai tinggi dan bersejarah. 
Melangkahkan kaki ke dalam Istana Kepresidenan Bogor, pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai macam ornamen istana yang unik dan khas. Mulai dari pilar-pilar bergaya Olympia yang berdiri tegak menyanggah bangunan istana, sampai aneka benda koleksi lainnya yang sudah ada sejak masa kependudukan Belanda dan masa Soekarno. Para peserta SJK yang umumnya baru pertama sekali mengunjungi Istana Bogor sempat dibuat terkagum-kagum saat Cecep membawa peserta masuk ke ruangan cermin seribu.
Di ruangan ini terdapat dua buah cermin saling berhadapan berbingkai kayu ukiran bersepuh warna emas.  Kedua cermin  atau kaca tersebut dikenal dengan sebutan Kaca Seribu. Apabila seseorang berdiri tepat di antara kedua cermin itu, maka pantulan yang terlihat seolah-olah ada ribuan orang yang sedang berdiri menghadap cermin.
Untuk membuktikannya, Cecep meminta setiap peserta melihat wajahnya masing-masing ke arah kaca. Dan memang ternyata sangat mengagumkan, satu peserta dapat melihat wajah dirinya lebih dari satu. Lalu Cecep juga menggerak-gerakan pengeras suara yang berada di tangannya.
Semakin lama digoyang ke kiri dan kanan, maka semakin banyak pantulan gambar pengeras suara itu terlihat di cermin. Menurut Cecep jika seseorang berdiri tepat di antara kedua cermin, maka sama halnya orang tersebut berdiri di titik koordinat atau titik nol Istana Bogor.
“Jika kita menarik garis lurus dari titik ini, maka akan mengarah pada tugu Monumen Nasional (Monas) yang letaknya tidak jauh dari Istana Kepresidenan Jakarta. “Percaya atau tidak, ini terlepas dari teori fisika,” ujar Cecep.
Sebenarnya di Istana Bogor  terdapat 5 buah kaca yang sama. Namun, kaca berukuran sekitar 1,5 meter x 2,5 meter ini hanya dua yang disebut sebagai Kaca Seribu, karena ketiga kaca lainnya diletakkan di tempat terpisah. Para perserta SJK-PWI juga menyaksikan salah satu lukisan berukuran besar yang terletak di ruang kerja Presiden, Gedung Induk.
Lukisan tersebut adalah satu dari tiga mahakarya yang diciptakan pelukis Rusia, Konstantin Egrovick Makowsky. Lukisan itu diberi judul Perkawinan Adat Rusia. Lukisan yang diciptakan tahun 1881 ini diberikan Presiden Rusia kepada Presiden Soekarno di tahun 1956 sebagai hadiah. Lukisan bernuansa gelap itu menggambarkan sepasang pengantin yang menggunakan pakaian pernikahan Rusia sedang melakukan upacara adat di sebuah ruangan.
Ruangan yang dihiasi berbagai ornamen-ornamen khas Rusia itu dipenuhi sanak saudara dan handai taulan kedua pengantin. Ada sepasang anak kecil yang memegang lilin, sekolompok perempuan yang sedang menikmati hidangan dan sekelompok laki-laki yang sedang membantu pengantin menjalankan ritual pernikahan. Lukisan ini ternyata tidak hanya sebatas lukisan. Cecep menunjukkan kalau lukisan tersebut unik dan mengandung misteri.
Para peserta diminta melihat lampu hias di tengah ruang kerja Presiden dimana lukisan itu terpajang. Sesaat kemudian lampu dimatikan. Lalu beberapa detik kemudian dihidupkan kembali. Para peserta lalu diminta melihat pada lampu hias yang terlukis dalam lukisan itu. Ternyata cahaya lampu hias di dalam ruangan Presiden itu telah berpindah ke lampu hias dalam lukisan.
“Kalau tidak percaya boleh mencoba lagi,” kata Cecep meyakinkan para peserta. Patung Si Denok, Cermin Seribu dan lukisan Perkawinan Adat Rusia merupakan bangian kecil dari koleksi yang dimiliki Istana Bogor. Siapa saja pernah melihat pasti tak akan melupakannya.
Hampir seluruh karya seni yang memenuhi ruangan dan halaman Istana Kepresidenan Bogor, merupakan hadiah dari para pemimpin dunia. Disinilah bagaimana Soekarno pada masanya berhasil jadi sosok yang tidak hanya disegani, tetapi juga dihargai dunia. Melalui, bagaimana ketika Soekarno menyatakan tertarik pada sebuah karya seni disuatu negara, dan belum sampai Soekarno kembali ke tanah air, karya seni itu sudah lebih dulu tiba di Istana Kepresidenan.

Melalui patung-patung wanita telanjang, disitu Soekarno sudah bicara kepada dunia, bahwa dia begitu menghargai nilai-nilai kehidupan, karena pada beberapa struktur tubuh wanita terdapat symbol-simbol kehidupan, dari situlah manusia bisa mengawali samudera kehidupan didunia.***

0 komentar :

Post a Comment

lahan tani lahan tani lahan tani lahan tani