Sunday 6 September 2015

Terorisme Adalah Pemerintahan (habis)

Berdasarkan ini dapat disimpulkan bahwa istilah Teror semula dipergunakan untuk menyebut tindakan pemerintah hasil Revolusi Perancis yang mempergunakan kekerasan secara brutal dan berlebihan dengan cara memenggal 40 ribu orang yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah.

Aspek lain dari terrorisme dapat dilihat dari tulisan TP Thornton (1964) yang berpandangan bahwa terorisme dapat dipahami sebagai tindakan simbolis yang dirancang untuk mempengaruhi kebijakan dan tingkah laku politik dengan cara-cara ekstra normal, khususnya dengan penggunaan kekerasan dan ancaman kekerasan.Dari konteks pemaknaan ini terorisme berarti anti pemerintah.

Kategori Terrorisme

Terrorisme dapat dikategorikan menjadi dua, pertama Enforcement Terror yang dijalankan penguasa untuk menindas tantangan terhadap kekuasaan mereka. Kedua Agitational Terror, yakni terror yang dilakukan untuk mengganggu tatanan yang mapan kemudian digunakan untuk menguasai tatanan politik tertentu.

Perkembangan Terorisme

Terrorisme muncul pada abad 19 dan menjelang terjadinya Perang Dunia I, di hamper seluruh belahan dunia.Terrorisme mulai banyak dilakukan di Eropa Barat, Rusia dan Amerika. Mereka percaya bahwa Terrorisme adalah cara paling efektif untuk melakukan revolusi politik maupun social, dengan cara membunuh orang-orang berpengaruh.

Perkembangan Bentuk-Bentuk Terorisme

Bentuk pertama terorisme, terjadi sebelum Perang Dunia II, yang dilakukan dengan cara pembunuhan politik pejabat pemerintah.

Kedua, dilakukan FLN di Aljazair tahun 1950-an yang mempopulerkan “Serangan Yang Bersifat Acak” terhadap masyarakat sipil tidak berdosa, dengan tujuan untuk melawan apa yang disebut Terorisme Negara oleh “Algerian Nationalist, pembunuhan dilakukan dengan tujuan mendapatkan keadilan.

Ketiga, “Terorisme Media” muncul tahun 60-an berupa serangan acak terhadap siapa saja untuk tujuan publisitas (labelisasi).

Sejak awal abad XX hingga saat ini, istilah terror makin ramai digunakan untuk menggambarkan berbagai peristiwa yang berafiliasi sama, “Menakutkan dan Mengerikan”. Secara kualitatif terorisme sudah banyak berubah disbanding dengan masa lalu, terutama karena kemajuan teknologi.Pembajakan pesawat yang menjadi salah satu aktifitas teroris yang paling dramatis banyak sekali terjadi di abad XX, terlebih di tahunan 60-an – 70-an.

Analisis Grant Wardlaw menyebutkan, saat ini terorisme merupakan komoditas atau industry yang bias diekspor. Terorisme ibarat industri yang bisa dikembangkan dimana-mana, tetapi industri itu, meminjam istilah Collin Wilson dan Donald Seamen sebagai industri kekejaman dunia yang paling berkembang.

Jadi, jika sebelumnya perilaku terror lebih didominasi dengan istilah kejahatan melawan Negara (Crime Againts State), maka kini terorisme tidak hanya digolongkan pada kejahatan melawan kemanusiaan, tetapi juga, dan ini yang paling terpenting adalah kejahatan melawan hati nurani.

Terakhir dan penutup, sebagai bagian dari fenomena social, terorisme juga berkembang seirin perkembangan peradaban manusia.Cara-cara yang digunakan untuk melakukan kekerasan dan ketakutan juga kian canggih seiring pula dengan kemajuan teknologi modern.

Proses globalisasi dan budaya massa jadi lahan subur perkembangan terorisme, yang kemudian menciptakan ketakutan dengan teknologi tinggi dan liputan media yang luas membuat jaringan dan tindakan terror makin mudah mencapai tujuan.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa saat ini, motif terorisme lebih dikaitkan dengan dimensi moral yang luas seperti, ideologi, agama,  ketidakadilan tatanan dan struktur sosial maupun konstelasi dunia. Beberapa motif yang biasa disebutkan adalah ketidakadilan ekonomi, ketidakadilan hokum, penjajahan, intervensi asing, pemahaman agama yang sempit, ingin merdeka serta ingin merubah sistem dan Negara.


bersambung ke curcollogi berikutnya .............

Saturday 5 September 2015

Kata Sejarah Tentang Terorisme (tulisan 5)

Dalam buku “The History of Terroris; From Antiquity to Alqaeda” diungkapkan, bahwa fenomena terorisme lebih sulit diungkapkan untuk mengkonseptualisasikannya dari pada kemunculannya pertama kali.

Isu ini cenderung membingungkan para penafsir ideologis, dan bersamaan dengannya sangat menggoda; khususnya sebagian pemerintah untuk mengambil jalan atau terpaksa menggunakan kekejaman bilamana istilah ini muncul.

Posisi terbaik memulainya mungkin dengan cara mengungkapkan kembali bahwa “the point of terror” adalah melakukan terror (to terrorize)., sebuah peran yang secara historis diasumsikan dengan kekuatan terorganisir, Negara atau tentara, paling tidak ketika terjadi rezim despotic. Inilah cara yang digunakan dalam kasus Negara-negara non demokratis.

Terror Pertama Dunia Yang Menakutkan

Kata Teror berasal dari bahasa latin kuno, “terrere” yang berarti menakui-nakuti.
Kata ini muncul pertama kali sebagai catatan sejarah dalam “terror Cimbricus”, sebuah pernyataan darurat Bangsa Romawi atas serangan suku Cimbri tahun 105 SM yang mengakibatkan terbunuhnya sekitar 80 ribu – 120 ribu jiwa.

Kata ini kembali muncul sebagai preseden “ The Reign of Terror”, “Laterreur”, Bahasa Perancis, yang digunakan salah satu kelompok politik The Jacobin Club dan “Girondins”, yang muncul untuk menakuti warga Perancis dengan simbol Pisau Guillatine.

Pisau Guillatine adalah nama yang dinisbatkan kepada Josepth Ignace Guillotin, tokoh yang menyarankan penggunaan pisau yang terdiri atas dua balok kayu, ada lubang ditengah serta lubang tempat jatuhnya pisau tepat pada leher terdakwa atau tokoh-tokoh tiran Perancis, seperti Louis XVI, Louis Philipe II dan Madame Roland. Catatan sejarah korban mencapai 18.500 – 40 ribu jiwa.

Menurut Grandt Wardlaw dalam Political Terrorism, 1982, manivestasi terorisme secar sistematis baru muncul setelah Revolusi Perancis.Dalam suplemen kamus yang dikeluarkan akademisi Perancis tahun 1978, terorisme lebih diartikan sebagai teros sistem rezim.
Istilah ini merefleksikan perilaku pemerintahan terror yang berlangsung antara tanggal 5 September 1973 sampai 27 Juli 1974.Pemerintahan represif ini bermaksud untuk menghukum dan membunuh mereka yang melawan Revolusi Perancis 1989.

bersambung ke curcollogi berikutnya .............

Friday 4 September 2015

Apakah Terorisme itu? (tulisan 3)

Istilah terorisme berkaitan dengan kata terror dan teroris.Secara semantik teroris berarti kekacauan; tindak kesewenang-wenangan untuk menimbulkan kekacauan dalam masyarakat, tindak kejam dan mengancam.

Jadi, teroris berarti pelaku tindakan untuk menakut-nakuti atau tindak kesewenang-wenangan untuk menimbulkan kekacauan dalam masyarakat.

Dan Terorisme adalah paham yang dianut pelaku terror, sehingga mendorong untuk melakukan tindakan terror dalam upaya menakut-nakuti masyarakat.Terorisme juga adalah paham yang gemar melakukan intimidasi, aksi kekerasan serta berbagai kebrutalan terhadap masyarakat sipil berlatar-belakang sebab dan motif tertentu.

Menurut Webster’s New Word Dictionary, 1996, Terorisme adalah “penggunaan kekerasan atau ancaman untuk mengacaukan, mengintimidasi dan menaklukkan”.

Dalam The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, 1995 : Terorisme adalah penggunaan kekerasan secara sengaja, tidak dapat dibenarkan, dan bersifat acak, demi tujuan-tujuan politik dengan sasaran-sasaran orang-orang yang dilindungi. Pelaku bisa Negara, agen Negara, atau perorangan yang bertindak sendiri.




bersambung ke curcollogi berikutnya .............

Thursday 3 September 2015

Kompleksitas Masalah Terorisme (tulisan 2)

Sebagai fenomena dunia, terorisme merupakan masalah yang sangat kompleks.Kompleksitas masalah ini tidak hanya dapat dilihat dari sulitnya para ahli untuk mencapai kata sepakat mengenai definisi terorisme, tetapi kadang juga tujuannya yang berbeda, maka tidak bisa dimaknai dan dipahami secara tunggal.

bersambung selengkapnya di SINI

Wednesday 2 September 2015

Sejarah dan Perkembangan Terorisme (tulisan 1)

Kisah Vesna Vulovick, seorang pramugari yang bertahan dari serangan teroris diatas ketinggian 33 ribu kaki. Pada 26 Januari 1972, sebuah maskapai penerbangan Yugoslavia DC-9 berangkat dari Kopenhagen Beogard bersama 28 penumpang dan awak.

SELENGKAPNYA

Friday 3 July 2015

Menghidupkan Kembali Kehidupan Lampau

curcollogiku tentang kampung budaya sindang barang
Angklung Gubrak yang dimainkan para ibu rumah tangga yang umurnya diatas 50 tahun dengan kostum serba hitam kecuali Udeng (ikat kepala), jadi atraksi penyambut tamu yang datang ke kampung budaya Sindangbarang.
Jika merujuk kepada sejarah, Angklung Gubrag merupakan musik iring musim tanam padi. Akses jalan menuju kompleks Kampung Budaya Sindangbarang tidak beraspal, tetapi terdiri atas tatanan batu yang ditata rapi.
Dan pintu masuk memasuki alun-alun yang terbuat dari pagar bambu, mengentalkan suasan masa lampau. Dari pintu pagar masuk, lurus arah pandang mata memandang terdapat balai pertemuan yang disebut Bale Riung. Kemudian, disebelah kiri terdapat bangunan rumah adat yang ditinggali kepala kampung adat.
Disebelah terdapat jejeran rumah adat, yang diawali dengan bangunan Tempat Alu/Tumbuk Padi, dilanjutkan dengan rumah yang mirip lumbung pada. Hingga didepan Bale Riung, akses jalan bertangga dari tatanan batu menuju beberapa rumah adat lainnya, juga kian mengentalkan suasana masa lampau.
Kesebelah kanan terdapat jalan menuju toilet, yang juga dibangun dengan sedapat mungkin mendekati bangunan adat sebenarnya.
Deretan bangunan rumah adat berdinding dan langit-langit anyaman bambu/gedhek dan lantai papan kayu, selain ditinggali para penjaga adat/kokolot juga digunakan untuk berbagai kepentingan adat lainnya.
Disamping kanan rumah ketua adat, terdapat batu terbungkus kain putih, salah satu sisa sejarah yang membantu pengungkapan sejarah Sindangbarang. Dalam rumah ketua adat sendiri terdapat buku Pantun Bogor yang terdiri atas beberapa jilid.
Selain itu, tepat didepan rumah ketua adat terdapat prasasti yang ditandatangani Gubernur Jawa Barat, H Dhani Setiawan tertanggal pada 4 September 2007, yang konon juga telah menggelontorkan dana dari APBD Pemkot Bogor sebesar Rp750 juta, untuk merevitalisasi dan rekonstruksi situs sejarah jadi kampung budaya Sindangbarang.
Seperti disinggung diatas, Sindangbarang merupakan hasil rekonstruksi dan revitalisasi sejarah yang mengacu pada Pantun Bogor dan babad pajajaran. Seluruh yang ada dibuat sedemikian rupa untuk mendekati pada kondisi masa kejayaan Kampung Sindangbarang.
Penataan jejeran pepohonan serta areal persawahan disekitar kampung budaya Sindangbarang, membantu pengunjung menuju suasana kehidupan masa lampau ditengah kehidupan adat sunda.
Hanya jaringan instalasi listrik yang berseliweran, baik yang terdapat dalam rumah maupun jaringan antara bangunan, agak mengganggu rasa untuk sebuah keinginan memasuki kampung budaya.
Instalasi listrik jelas jauh dari suasana kehidupan masa lampau. Meski energy listrik tetap dibutuhkan ditempat tersebut, salah satunya adalah untuk menguatkan suara dalam mempersentasikan sejarah Sindangbarang. Namun, mulai lingkungan hingga tiap bangunan juga harus menjelaskan kepada pengunjung tentang tehnik apa dan bagaimana nenek moyang masyarakat sindangbarang untuk memenuhi kebutuhan cahaya dalam rumah dan lingkungan pada malam hari.
Dari bagaimana dulunya kebutuhan cahaya dalam rumah itu dipenuhi, akan dapat diketahui tehnologi apa yang digunakan, bagaimana penggunaannya, serta benda-benda apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan cahaya dalam rumah dan lingkungan.
Bahkan kalaupun dahulunya kehidupan masa lampau masyarakat sindangbarang menggunakan obor, tak satupun ditunjukan adanya bambu, atau apapun bahwa mereka menggunakan obor.
Dalam rumahpun tidak ada sama sekali pentunjuk sebagai contoh masa lampau penggunaan alat penerangan cahaya, misalkan lampu teplok. Bale Riung, yang biasanya berfungsi untuk bertemu antara sesepuh adat dengan masyarakat, hany digelantungi beberapa lampu neon, dan bukan semacam potongan papan kayu ukuran 5.5 CM sebagai tempat meletakkan lampu, atau tempat meletakkan obor untuk penerangan pertemuan pada malam hari.
Mengingat sejak dahulu masyarakat merupakan petani, tidak mungkin pertemuan untuk membahas kehidupan mereka hanya pada waktu siang hari. Mungkin, rekontruksi dan revitalisasi kebudayaan sunda masih begitu terpengaruh dengan orderan sepatu dari pabrik terhadap para penjaga adat tersebut.
Memasuki rumah-rumah adat, pemandangan yang cukup menganggu mata untuk melihat kehidupan masa lampau masyarakat Sindangbarang adalah tempat tidur dari busa, baik yang terletak dimasing-masing tempat tidur, bahkan juga terdapat dalam ruang tamu.
Karena rumat adat di kampung budaya sindangbarang bukan Villa atau penginapan, seorang sejarawan atau budayawan tentu juga ingin tahu bagaimana masyarakat Sindangbarang tidur. Bagaimana model atau bentuk tempat tidur, terbuat dari apa, bagaimana membuat, bahan yang digunakan, masih ada tidak bahan-bahan tersebut saat ini.
Misalkan tempat/alas tidur tersebut terbuat dari tumbuhan, masih adakah tumbuhan tersebut saat ini, jika ada artinya syukur, jika tidak berarti ada satu jenis tumbuhan di Negara ini telah mengalami kepunahan.(**)





Monday 29 June 2015

Tentang Menulis Berita


A.      PENGANTAR JURNALISTIK
a.       Definisi 1
The New Grolier Webster International Dictionary:
(1)    Current information about something that has taken place, or about something not known before .
(2)    News is information as presented by a news media.
(3)    News is anything or anyone regarded by a news media as a subject worthy of treatment (to be reported as news).
b.      Definisi-2
-          Jay Friedlander et al:
News is what you should know that you don’t know. News is what has happened recently that is important to you in your daily life. News is what fascinates you, what excites you enough to say to a friend,”Hey, did you hear about…? News is what local, national, and international shakers and movers are doing to affect your life. News is the unexpected event that, fortunately, did happened” (Excellence in Reporting)

c.       Definisi-3
          Mitchell V. Charnley:
                “News is the timely report of facts or opinion that hold interest of importance, or both, for a considerable number of people”.
          Hikmat Kusumaningrat et al:
                “ Informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang”.

B.      Layak Berita
1.       Berita Harus Akurat
2.       Berita Harus Lengkap, Adil & Berimbang.
3.       Berita Harus Objektif.
4.       Berita Harus Ringkas dan Jelas.
5.       Berita Harus Hangat

C.      News Values- Old Paradigm
1.       Christian Weise( Shcediasma Curiosum de Lectione Novellarum, 1676): Seleksi berita harus berdsarkan fakta dan non fakta
2.       Daniel Hartnack (Erahcten von Einrichtung der Alten teuschen und neuen eurapaischen Historien, 1688):  Penekanan pada unsur pentingnya berita / masalah pembentukan realitas oleh media massa (konstruksi fakta oleh media).
D.      Old Paradigm-2
Tobias Peucer (1690): Disertasi pertama tentang surat kabar di Jerman. Isinya:
Pilihan sangat banyak untuk dibuat berita. Krn itu harus disaring dgn kriteria tertentu~~ Parameter Nilai Layak Berita:
        (1) Abnormalitas
        (2) Kondisi Konflik
        (3) Masalah Gereja & Intelektualitas
        Intinya: hal2 biasa, rutin dan personal tdk punya nilai berita.

E.       Nilai Berita:
Modern Paradigm
1.       Perintis:Walter Lippman, US Journalist.
        Ia org pertama yg memperkenalkan penamaan “news values”

F.       News Values-1
1.       Aktualitas (Timeliness): Semakin aktual berita maka semakin tinggi nilai beritanya
2.       Kedekatan (Proximity): Peristiwa yg mengandung unsur kedekatan (geografis/psikologis) dgn pembaca akan menarik perhatian.
3.       Keterkenalan (Prominence): Orang dan Tempat.

G.     News Values-2
1.       Dampak (Consequences): Ukuran luasnya dampak suatu berita menentukan nilai berita.
2.       Human Interest: Peristiwa yang menarik empati, simpati dan menggugah perasaan khalayak pembaca.

H.      Human Interest
1.       Ketegangan (suspense): Keputusan hakim dalam persidangan narkoba.
2.       Ketidaklaziman (Unusualness/Novelty): Pemogokan Guru
3.       Minat Pribadi (personal interest): Gaun no need setrika
4.       Konflik

I.        Human Interest-2
1.       Kemajuan (Progress): KA Monorel, Busway, Petualangan Luar angkasa.
2.       Seks (Sex): Seorang Bupati menikah dg artis terkenal stlh menceraikan dulu istrinya. Seorang presiden diberitakan memiliki affair dengan stafnya.
3.       Usia (Age): Nenek 64 th melahirkan, kakek 100 tahun memberikan saran ttg rahasia panjang umurnya.
j. Human Interest-3
          Binatang (Animals): Seekor anjing menyelamtkan nyawa majikannya.
          Humor: seorang politisi bicara di TV selema 30 menit tanpa sadar mike-nya mati! (iiiiih…kaciaaan dueh lo!)
J.        6 Unsur Berita












Sunday 28 June 2015

Tips Menjadi Wartawan 1

Bagi sebagian besar masyarakat, jurnalis adalah profesi yang cukup mewah. Meski kalangan jurnalis sendiri, utamanya di Indonesia masih memiliki banyak PR dengan dunia yang dia pilih ini. Apakah itu?

Mungkin Anda pernah mendengar istilah Jurnalis Anplop, Jurnalis Bodrex, jurnalis abal-abal dan istilah lainnya yang disematkan kepada jurnalis, yang merupakan dampak dari ulah segelintir oknum jurnalis, atau orang yang berbuat atas nama sebagai seorang jurnalis  diluar ketetapan yang diatur dalam Kode Etik Jurnalistik.

Salah satu penyebabnya adalah, di era kebebasan ini, sangatlah mudah mendirikan media dan memiliki katu pers. Kemudahan dan kebebasan itulah sehingga banyak bermunculan jurnalis yang tidak melalui tradisi dunia jurnalis sendiri. Dan banyak factor lainnya.

Dan yang fatal lagi adalah, ketika kalangan jurnalis membuat satu pelatihan jurnalistik, yang katanya untuk tingkat dasar, tetapi pembahasan langsung ke hal-hal teknis dilapangan. Mulai teknik wawancara, teknik menulis berita, hingga sifat dan nilai berita.

Tanpa mengajak terlebih dahulu seorang calon wartawan untuk mengetahui, bagaimana seharusnya menjadi seorang pewarta.

Saya pribadi lebih cenderung agar seorang calon wartawan, diperkenalkan dulu aspek ruhiyah dari ilmu jurnalistik. Yang menurut saya itu dibahas dalam bukunya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel yang berjudul “7 Elemen Jurnalistik”.

Okey…saya tidak akan membahas lebih lanjut soal ini. Yang jelas, apalah guna paham menulis, teknik wawancara, jenis berita, dan sebagainya jika tidak mengetahui hal yang sangat mendasar ini.
Dan hal utama lainnya adalah, calon pewarta harus dijelaskan soal UU Nomor 40 tahun 1999 tentang pers. Ya, pokok-pokok Kode Etik Jurnalistik  ini harus dijelaskan kepada calon pewarta sejak awal.

Baru menginjak ke hal-hal lain. Dengan pokok pembahasan dibawah ini.

Ruang Lingkup Dasar-Dasar Jurnalistik

Dasar-Dasar Jurnalistik adalah hal-hal mendasar tentang dunia jurnalistik yang meliputi dua hal:

1.       Pengetahuan (knowledge)
2.       Keterampilan (skill) jurnalistik
http://lahantani.blogspot.com/
Dasar-Dasar Jurnalistik dalam hal pengetahuan yang terpenting adalah pengetahuan tentang "istilah-istilah kunci" (key terms) atau "kata kunci" (keywords) seperti sejarah dan asal-usul kata jurnalistik itu sendiri, pengertian jurnalistik, produk jurnalistik, berita, reportase, kode etik jurnalistik, bahasa jurnalistik, pers, media, wartawan, reporter, redaksi, editor, dan sebagainya.

Dasar-Dasar Jurnalistik dalam hal keterampilan yang terpenting adalah teknik reportase, termasuk wawancara, dan penulisan berita karena berita merupakan produk utama jurnalistik sekaligus karya utama wartawan (jurnalis).


Pengertian Jurnalistik
Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang:

1.       Harfiyah
2.       Konseptual/Teoretis
3.       Praktis
Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Asal-muasal kata jurnalistik dari bahasa Yunani Kuno, “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak.

Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang:

1.       Proses.
2.       Teknik.
3.       Ilmu.
Produk Utama Jurnalistik: Berita

Aktivitas atau proses jurnalistik utamanya menghasilkan berita, selain jenis tulisan lain seperti artikel dan feature. Berita adalah laporan peristiwa yang baru terjadi atau kejadian aktual yang dilaporkan di media massa.

Tahap-tahap pembuatan/penulisan berita adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan fakta dan data peristiwa yang bernilai berita –aktual, faktual, penting, dan menarik—dengan “mengisi” enam unsur berita 5W+1H (What/Apa yang terjadi, Who/Siapa yang terlibat dalam kejadian itu, Where/Di mana kejadiannya, When/Kapan terjadinya, Why/Kenapa hal itu terjadi, dan How/Bagaimana proses kejadiannya)

2. Fakta dan data yang sudah dihimpun dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H dengan menggunakan Bahasa Jurnalistik –spesifik= kalimatnya pendek-pendek, baku, dan sederhana; dan komunikatif = jelas, langsung ke pokok masalah (straight to the point), mudah dipahami orang awam.

3. Komposisi naskah berita terdiri atas: Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu nama tempat berangsungnya peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media Anda, Lead (Teras) atau paragraf pertama yang berisi bagian paling penting atau hal yang paling menarik, dan Body (Isi) berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di Lead. 

Saturday 27 June 2015

Soekarno, Wanita dan Dunia

curcollogiku waktu ke istana kepresidenan bogor
 Simbol cinta
Keberadaan Istana Bogor seolah tak dapat dipisahkan dengan Soekarno. Sang Proklamator itu sangat mencintai Istana Bogor. Rasa cintanya pada Istana Bogor juga diungkapkan lewat koleksi lukisan yang terpajang dan tersimpan dalam istana.
Salah satunya lukisan berjudul “Dalam Sinar Bulan” karya Basuki Abdullah yang menggambarkan perempuan cantik berpakaian sari India.
Konon, sosok tersebut adalah Ratna Sari Dewi, salah satu istri Presiden Soekarno. Lukisan ini terlihat agak misterius, karena dilihat dari sisi mana pun, sorot matanya mengikuti orang yang melihatnya. Melihat lukisan itu seperti ada nuansa masa lalu dan romantisme Soekarno bersama wanita-wanita pujaannya hidup kembali.
Sejarah mencatat 44 Gubernur Jenderal Belanda pernah menjadi penghuni Istana Bogor, yang sebelumnya disebut Buitenzorg (bebas masalah).
Gubernur Jenderal Belanda, GW Baron van Imhoff adalah orang pertama yang mencetuskan ide pembangunan Istana Bogor.
Suatu ketika ia merasa Batavia (Jakarta) sudah terlalu panas dan ramai, sehingga orang-orang Belanda mencari tempat yang berhawa sejuk di luar Batavia. Pada 1744 Gubernur Jenderal Belanda GW Baron van Imhoff akhirnya menemukan tempat strategis di Kampoeng Baroe  yang kemudian disebut Bogor.
Setahun kemudian atau pada 1745, Gubernur Jenderal Belanda GW Baron van Imhoff memerintahkan pembangunan Istana Bogor dengan mencontoh arsitektur Istana Blenheim di Inggris.  
Namun, pada 10 Oktober 1834 gempa merusak Istana Bogor.
Pada masa pemerintahan Albertus Yacob Duijmayer van Twist (1851-1856), bangunan lama yang terkena gempa dirobohkan dan dibangun baru bergaya arsitektur Eropa Abad IX. Pembangunan kembali Istana Bogor selesai pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Charles Ferdinan Fahud de Montager (1856-1861).
Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachouwer (1936-1942) merupakan penghuni terakhir Istana Bogor. Ia akhirnya terpaksa harus menyerahkan Istana Bogor kepada Jenderal Imamura, sebagai pemerintah pendudukan Jepang.
“Pada tahun itu Istana Bogor mengalami catatan kelam. Pemerintah Jepang menjadikan Istana Bogor markas pertahanan. Semua barang-barang dalam istana dikosongkan dan hanya sebagian kecil yang tersisa. Jepang juga menutup kolam di depan istana dengan semak-semak untuk menghindari pantulan cahaya, agar tak terdeteksi musuh,” tutur Endang.  Istana Bogor diambilalih pemerintah RI pada 1949 dan berfungsi sebagai Istana Kepresidenan.
Bahkan, istana bogor juga pernah diganti cat, dari putih menjadi hitam, ini dilakukan untuk mensiasati dari intaian pesawat tempur musuh.
Berkunjung ke Istana Bogor
MENURUT catatan, di dalam Istana Bogor terdapat tiga jenis koleksi; benda seni, perlengkapan rumah tangga, dan meubel serta koleksi tanaman. Koleksi benda seni ini meliputi 450 lukisan, di antaranya hasil karya pelukis ternama Indonesia, Basuki Abdullah, pelukis Rusia Tadeusz Makowski dan Ernetst Dezentje. Juga terdapat 360 patung, di antaranya Hand of God, karya seni dari Swedia yang dikenal sebagai Tangan Tuhan, patung perunggu Hercules karya pemahat asal Polandia, serta patung Pegassus dari Swedia terlihat terbang di antara pohon berumur ratusan tahun di halaman Istana Bogor.
Selain benda seni tersebut, susunan lantai keramik mewah yang tersebar merupakan koleksi yang tak ternilai. Salah satu koleksi keramik yang paling mengesankan berasal dari Rusia, sumbangan Perdana Menteri Nikita Khrushchev Khrushchev pada 1960. Di antara banyak patung koleksi Soekarno di kompleks Istana Bogor, Si Denok menjadi primadona. Tidak lengkap rasanya pengunjung istana kalau tidak berfoto di samping Si Denok. Patung ini berukuran dua kali lipat postur tubuh wanita dewasa.
Letaknya sangat strategis, di pinggir taman jalan menuju gedung induk Istana Bogor. “Patung ini dipahat dengan memadukan dua orang wanita sebagai modelnya,” kata Cecep Kuswara, pemandu Istana Bogor kepada perserta SJK-PWI Angkatan ke-2. Sekilas patung Si Denok tampak vulgar menampilkan kemolekan tubuh wanita yang amat sempurna dalam posisi jongkok dengan wajah memaling ke kanan.
Untuk bagian tubuh Si Denok model diambil dari anak pelukis Ernest Dezentje dan wajahnya diambil dari seorang wanita muda bernama Ara, anak seorang pegawai Istana Bogor.
“Setiap pengunjung yang datang, tidak akan pernah melewati Si Denok. Banyak yang menjadikannya sebagai objek foto sebagai kenang-kenangan,” tutur Cecep. Tidak hanya patung, Istana Bogor juga menyimpan banyak benda seni bernilai tinggi dan bersejarah. 
Melangkahkan kaki ke dalam Istana Kepresidenan Bogor, pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai macam ornamen istana yang unik dan khas. Mulai dari pilar-pilar bergaya Olympia yang berdiri tegak menyanggah bangunan istana, sampai aneka benda koleksi lainnya yang sudah ada sejak masa kependudukan Belanda dan masa Soekarno. Para peserta SJK yang umumnya baru pertama sekali mengunjungi Istana Bogor sempat dibuat terkagum-kagum saat Cecep membawa peserta masuk ke ruangan cermin seribu.
Di ruangan ini terdapat dua buah cermin saling berhadapan berbingkai kayu ukiran bersepuh warna emas.  Kedua cermin  atau kaca tersebut dikenal dengan sebutan Kaca Seribu. Apabila seseorang berdiri tepat di antara kedua cermin itu, maka pantulan yang terlihat seolah-olah ada ribuan orang yang sedang berdiri menghadap cermin.
Untuk membuktikannya, Cecep meminta setiap peserta melihat wajahnya masing-masing ke arah kaca. Dan memang ternyata sangat mengagumkan, satu peserta dapat melihat wajah dirinya lebih dari satu. Lalu Cecep juga menggerak-gerakan pengeras suara yang berada di tangannya.
Semakin lama digoyang ke kiri dan kanan, maka semakin banyak pantulan gambar pengeras suara itu terlihat di cermin. Menurut Cecep jika seseorang berdiri tepat di antara kedua cermin, maka sama halnya orang tersebut berdiri di titik koordinat atau titik nol Istana Bogor.
“Jika kita menarik garis lurus dari titik ini, maka akan mengarah pada tugu Monumen Nasional (Monas) yang letaknya tidak jauh dari Istana Kepresidenan Jakarta. “Percaya atau tidak, ini terlepas dari teori fisika,” ujar Cecep.
Sebenarnya di Istana Bogor  terdapat 5 buah kaca yang sama. Namun, kaca berukuran sekitar 1,5 meter x 2,5 meter ini hanya dua yang disebut sebagai Kaca Seribu, karena ketiga kaca lainnya diletakkan di tempat terpisah. Para perserta SJK-PWI juga menyaksikan salah satu lukisan berukuran besar yang terletak di ruang kerja Presiden, Gedung Induk.
Lukisan tersebut adalah satu dari tiga mahakarya yang diciptakan pelukis Rusia, Konstantin Egrovick Makowsky. Lukisan itu diberi judul Perkawinan Adat Rusia. Lukisan yang diciptakan tahun 1881 ini diberikan Presiden Rusia kepada Presiden Soekarno di tahun 1956 sebagai hadiah. Lukisan bernuansa gelap itu menggambarkan sepasang pengantin yang menggunakan pakaian pernikahan Rusia sedang melakukan upacara adat di sebuah ruangan.
Ruangan yang dihiasi berbagai ornamen-ornamen khas Rusia itu dipenuhi sanak saudara dan handai taulan kedua pengantin. Ada sepasang anak kecil yang memegang lilin, sekolompok perempuan yang sedang menikmati hidangan dan sekelompok laki-laki yang sedang membantu pengantin menjalankan ritual pernikahan. Lukisan ini ternyata tidak hanya sebatas lukisan. Cecep menunjukkan kalau lukisan tersebut unik dan mengandung misteri.
Para peserta diminta melihat lampu hias di tengah ruang kerja Presiden dimana lukisan itu terpajang. Sesaat kemudian lampu dimatikan. Lalu beberapa detik kemudian dihidupkan kembali. Para peserta lalu diminta melihat pada lampu hias yang terlukis dalam lukisan itu. Ternyata cahaya lampu hias di dalam ruangan Presiden itu telah berpindah ke lampu hias dalam lukisan.
“Kalau tidak percaya boleh mencoba lagi,” kata Cecep meyakinkan para peserta. Patung Si Denok, Cermin Seribu dan lukisan Perkawinan Adat Rusia merupakan bangian kecil dari koleksi yang dimiliki Istana Bogor. Siapa saja pernah melihat pasti tak akan melupakannya.
Hampir seluruh karya seni yang memenuhi ruangan dan halaman Istana Kepresidenan Bogor, merupakan hadiah dari para pemimpin dunia. Disinilah bagaimana Soekarno pada masanya berhasil jadi sosok yang tidak hanya disegani, tetapi juga dihargai dunia. Melalui, bagaimana ketika Soekarno menyatakan tertarik pada sebuah karya seni disuatu negara, dan belum sampai Soekarno kembali ke tanah air, karya seni itu sudah lebih dulu tiba di Istana Kepresidenan.

Melalui patung-patung wanita telanjang, disitu Soekarno sudah bicara kepada dunia, bahwa dia begitu menghargai nilai-nilai kehidupan, karena pada beberapa struktur tubuh wanita terdapat symbol-simbol kehidupan, dari situlah manusia bisa mengawali samudera kehidupan didunia.***
lahan tani lahan tani lahan tani lahan tani